Suasana penuh makna dan khidmat menyelimuti Gereja St. Fransiskus Xaverius pada Minggu, 13 April 2025, saat umat berkumpul dalam perayaan Minggu Palma. Hari yang menandai awal dari Pekan Suci, minggu terpenting dalam kehidupan iman umat Katolik.
Perarakan dengan daun palma yang diangkat tinggi menjadi lambang kemenangan dan harapan. Dalam liturgi ini, kita mengenang bagaimana Yesus dielu-elukan oleh orang banyak saat memasuki Yerusalem. Seruan “Hosana bagi Anak Daud! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!” (Mat 21:9) menggema dalam sukacita. Namun di balik sukacita tersebut, tersimpan misteri yang mendalam—karena raja yang disambut dengan sorak sorai itu justru akan segera menapaki jalan salib.
Dalam homilinya, Pastor Paroki mengajak umat untuk merenungkan ironi yang kuat dalam peristiwa ini. Hari ini, Yesus dielu-elukan. Beberapa hari kemudian, Dia dihina, ditolak, disalibkan. Dari kemuliaan menuju kehinaan. Dari sorak-sorai menuju kesunyian Golgota. Namun justru dari jalan penderitaan itulah, Allah menghadirkan harapan dan keselamatan bagi dunia.
Yesus tidak menghindari penderitaan. Ia justru memeluknya dengan penuh kasih demi kita semua. “Ia merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” (Flp 2:8) Inilah bentuk cinta sejati—yang tidak mencari kemuliaan duniawi, tetapi memberikan hidup-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang.
Perayaan Minggu Palma ini menjadi panggilan bagi setiap umat untuk masuk lebih dalam dalam misteri iman. Bukan hanya sebagai peringatan historis, melainkan sebagai ajakan untuk meneladan Yesus dalam hidup sehari-hari: berani memikul salib, bertahan dalam penderitaan, dan tetap percaya bahwa di ujung jalan salib ada terang kebangkitan.
Mari, bersama seluruh umat Allah, kita menapaki Pekan Suci ini dengan hati yang terbuka. Ikutilah rangkaian perayaan suci: Kamis Putih, Jumat Agung, dan Malam Paskah dengan semangat pertobatan dan pembaruan hidup. Semoga kita semua sungguh-sungguh siap menyambut kebangkitan Kristus yang mengalahkan maut dan membuka jalan pengharapan bagi dunia.
“Salib adalah jalan menuju kemuliaan. Penderitaan bukan akhir cerita—karena di dalam Kristus, penderitaan berubah menjadi pintu menuju kehidupan yang baru.”
UNTUK DOKUMENTASI MINGGU PALMA KLIK LINK DIBAWAH INI